Rabu, 16 Januari 2013

Aplikasi Telematika di Remote Area


Bisnis telekomunikasi adalah bisnis yang menguntungkan. Orang tidak segan membelanjakan uang untuk beli pulsa. Tarif pulsa yang ada sekarang ini sudah tergolong murah. Namun, ternyata biaya itu masih bisa lebih murah lagi.

Ada alternatif menarik dari sekelumit permasalahan perang tarif telepon seluler atau pulsa yang masih dianggap masih mahal: Open Base Transceiver Station (Open BTS).

BTS adalah kependekan dari Base Transceiver Station. Terminologi ini termasuk baru dan mulai populer di era booming seluler saat ini. BTS berfungsi menjembatani perangkat komunikasi pengguna dengan jaringan menuju jaringan lain. Satu cakupan pancaran BTS dapat disebut Cell. Komunikasi seluler adalah komunikasi modern yang mendukung mobilitas yang tinggi. Dari beberapa BTS kemudian dikontrol oleh satu Base Station Controller (BSC) yang terhubungkan dengan koneksi microwave ataupun serat optik.

Yang pertama mengembangkan Open BTS ini di Indonesia adalah Onno W Purbo. “Dengan menggunakan software open source dan sebuah hardware yang tidak terlalu besar, kita bisa membuat BTS sendiri,” ungkap Penggiat Teknologi Informasi (TI), Onno W Purbo.

Namun bukan buat alternatif tersebut saja, Open BTS ini juga ditujukan untuk bisa menjadi solusi membantu daerah terpencil yang tidak tersentuh operator seluler, seperti misalnya pedalaman Papua.

Karena itulah, Open BTS akan sangat bermanfaat untuk membangun infrastruktur telekomunikasi di daerah seperti itu. Sepertinya memang logis, melihat operator telekomunikasi selalu memberikan layanan hanya kepada yang mampu bayar. Tapi di sisi lain, orang-orang di wilayah pedalaman yang terpencil akan makin terkucil tanpa komunikasi dengan dunia luar. Onno juga menmbahkan BTS ini sangat baik didirikan di kawasan paska bencana yang infrastrukturnya rusak parah, serta di daerah perbatasan. Karena cara membuatnya mudah dan protokol yang digunakan adalah protokol asterisk, yakni protokol yang persis sama dengan yang digunakan Telkomsel.

Manfaat  BTS bagi pendidikan 

Media yang berkembang saat ini selain komputer adalah handphone. Bagi dunia pendidikan, meluasnya pemanfaatan ponsel merupakan suatu potensi dan solusi untuk pengembangan pembelajaran dengan sistem baru yang dapat memenuhi kebutuhan dari mobilitas yang tinggi agar tuntutan global akan dunia pendidikan dapat terpenuhi.

Telah terbukti dengan munculnya sistem pendidikan baru yang dikenal dengan sebutan Mobile Learning (m-Learning) yang merupakan paradigma pembelajaran yang memanfaatkan teknologi dan perangkat mobile yang mengalami perkembangan pesat.

Karena itu, Open BTS menjadi potensi yang sangat besar dalam pengembangan M-Learning, karena untuk keperluan pendidikan khususnya di daerah terpencil , dibutuhkan penyebaran informasi yang cepat serta pembelajaran yang merata, Open BTS. Dunia pendidikan harusnya aware dan siap siaga dalam pengembangan teknologi seperti Open BTS ini, terlepas dari regulasi yang ada. Bahkan sebenarnya, pihak operator pun bisa memakai solusi Open BTS untuk masyarakat di pedalaman yang belum mendapat akses telekomunikasi. Namun jika mereka tidak mau membangunnya dengan berbagai alasan, masyarakat bisa berinisiatif sendiri.

http://www.biskom.web.id/2012/05/16/open-bts-solusi-komunikasi-gratis.bwi