Alang-alang atau ilalang ialah sejenis rumput berdaun
tajam, yang kerap menjadi gulma di lahan pertanian. Rumput ini
juga dikenal dengan nama-nama daerah seperti alalang,
halalang (Min.), lalang (Mly., Md., Bl.), eurih (Sd.), rih (Bat.), jih (Gayo), re (Sas., Sumbawa), rii, kii, ki (Flores), rie(Tanimbar), reya (Sulsel), eri, weri, weli (Ambon dan Seram), kusu-kusu (Menado, Ternate dan Tidore), nguusu (Halmahera), wusu, wutsu (Sumba) dan lain-lain.[1]
Nama ilmiahnya adalah Imperata cylindrica, dan
ditempatkan dalam anak suku Panicoideae. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai bladygrass, cogongrass, speargrass,
silver-spike atau secara umum
disebut satintail, mengacu
pada malai bunganya yang berambut putih halus. Orang Belandamenamainya snijgras, karena sisi daunnya
yang tajam melukai.
Alang-alang dapat berbiak dengan
cepat, dengan benih-benihnya yang tersebar cepat bersama angin, atau melalui
rimpangnya yang lekas menembus tanah yang gembur. Berlawanan dengan anggapan
umum, alang-alang tidak suka tumbuh di tanah yang miskin, gersang atau
berbatu-batu. Rumput ini senang dengan tanah-tanah yang cukup subur, banyak
disinari matahari sampai agak teduh, dengan kondisi lembap atau kering. Di
tanah-tanah yang becek atau terendam, atau yang senantiasa ternaungi,
alang-alang pun tak mau tumbuh. Gulma ini dengan segera menguasai lahan
bekas hutan yang rusak dan terbuka, bekas ladang, sawah yang mengering, tepi jalan dan
lain-lain. Di tempat-tempat semacam itu alang-alang dapat tumbuh dominan dan
menutupi areal yang luas.
Sampai taraf tertentu, kebakaran vegetasi dapat merangsang pertumbuhan
alang-alang.[1] Pucuk-pucuk ilalang yang tumbuh
setelah kebakaran disukai oleh hewan-hewan pemakan rumput, sehingga lahan-lahan
bekas terbakar semacam ini sering digunakan sebagai tempat untuk berburu.
Alang-alang menyebar alami mulai
dari India hingga ke Asia timur, Asia Tenggara, Mikronesia dan Australia. Kini alang-alang juga ditemukan di
Asia utara,Eropa, Afrika, Amerika dan di beberapa kepulauan. Namun
karena sifatnya yang invasif tersebut, di banyak tempat
alang-alang sering dianggap sebagai gulma yang sangat merepotkan.
Secara umum, alang-alang digunakan untuk
melindungi lahan-lahan terbuka yang mudah tererosi. Kecepatan tumbuh, jalinan
rimpang alang-alang di bawah tanah, serta tutupan daunnya yang rapat,
memberikan manfaat perlindungan yang dibutuhkan itu.
Di Bali dan Indonesia timur umumnya, daun alang-alang yang
dikeringkan dan dikebat dalam berkas-berkas digunakan sebagai bahan atap rumah dan
bangunan lainnya. Daun alang-alang juga kerap digunakan sebagai mulsa untuk
melindungi tanah di lahan pertanian. Serat halus dari malai bunganya
kadang-kadang digunakan sebagai pengganti kapuk, untuk mengisi alas
tidur atau bantal.
Rimpang dan akar alang-alang kerap digunakan
sebagai bahan obat tradisional, untuk meluruhkan kencing (diuretika), mengobati demam dan lain-lain.
Sejumlah kultivarnya diseleksi untuk dijadikan rumput hias di
taman-taman. Di antaranya adalah kultivar ‘Red
Baron’ yang berdaun merah.
Tambahan :
Kebanyakan dari kita
menggap bahwa alang-alang tidak memiliki manfaat yang berguna untuk kesehatan
kita, banyak orang beranggapan alang-alang hanya tumbuhan liar yang tumbuh
ditanah kosong,dan biasanya hanya digunakan
untuk makanan ternak seperti : kambing, sapi, kerbau dan hewan lainnya.
Tapi sekarang sedikit
demi sedikit sudah banyak yang mengatahui tetang manfaat dari alang bahkan
sekarang juga sudah banyak pedaganya pedagang yang menjualnya dan sudah cukup
banyak yang menyukainya, termasuk saya hehehe J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar